KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kepada tuhan YME atas limpahan nikmat dan
rahmatnyakepada penulis,
sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas
yaitu “Membuat Laporan Bacaan”dengan
lancar. Tugas ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas,
yang diberikan Dosen pengampu mata kuliah Keterampilan Berbicara.
Tak lupa penulis ucapkan
terimakasih. kepada
pengantar mata kuliah Keterampilan Berbicara,atas
bimbingan dan arahan dalam
pembuatantugas ini,
dan juga rekan-rekan maha siswa yang mendukung. Penulis berharap agar Laporan Bacaan yang dibuat ini dapat bermamfaat
bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan
kita mengenai pembahasan Keterampilan Berbicara
untuk kedepannya. khususnya bagi penulis sendiri.
Adapun laporan bacaan ini bagi
penulis,dapatdijadikan bahan
meningkatkan kemampuanatau dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran, dimasa yang akan datang. Pembuatan tugas ini
tentunya penulis tak luput dari salah dan khilaf sehingga banyak sekali
terdapat kekurangan ataupun kesalahan, sehingga penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Untuk itu penulis menerima masukan dari rekan-rekan yang
membaca tugas ini, yang sifatnya membangun dan mendukung dari pada pembuatan
tugas laporan bacaan selanjutnya.
A. IDENTITAS
BUKU
Membuat laporan bacaan tentang Berbicara, penulis menggunakan
buku utamanya berjudul TERAMPIL
BERBICARA Teori dan Pedoman Penerapannya. dimana buku tersebut karangan Dr. H. Zulkifli Musaba, M.Pd.tebal buku
sekitar 14,5×21 cm; xii + 184 halaman yang diterbikan oleh CV. ASWAJA PRESSINDO.
Dengan desain cover: Agvende layout: Lusiana Susanti,
cetakan pertamanya dimulai pada bulan Desember 2009 yang berhasil dicetakan
keduanya pada bulan September 2012.Sampul bukuberwarna hitam dan merah diberi
les putih dengan keabu-abuan gambar seseorang berbicara didepan umum. Untuk
buku utama penulis ambil dari buku karangan Dr. Zulkifli Musaba, M.Pd.
Selanjutnya dalam buku terampil berbicara ini,
terdapat Sembilan Bab. dimana pada
bagiannya berupa Kata Pengantar edisi
pertama, Kata Pengantar edisi kedua, dilanjutkan dengan Daftar Isi. Pada bagian (I) yaitu pendahuluan. Terlebih dahulu
penulis akan membahas bagian (II) tentang
Berbicara Sebagai Salah Satu Kemampuan Berbahasa. dan dilanjutkan
dengan bagian (III) Mamfaat KemampuanBerbicara,
didalam kemampuan berbicara tentu saja penulis akan menjelaskan bagian-bagian
dari mamfaat kemampuan berbicara diantaranya yaitu : Memperlancarkan Komunikasi
antar Sesama, Mempermudah Pemberian Berbagai Informasi, Meningkatkan
Kepercayaan Diri, Meningkatkan Kewibawaan Diri, Mempertinggi Dukungan Publik
atau Masyarakat, Menjadi Penunjang Meraih Profesi dan Perkerjaan serta
Meningkatkan Mutu Profesi dan Pekerjaan. Pada bagian (IV) penulis membahas : Kesempatan
Untuk Berbicara. Dalam pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang
Rapat, Diskusi, Seminar, Sarasehan, Debat, Dialog, Pidato, Pemberian Sambutan,
Khutbah, Bercerita, Wawancara, dan Kampanye Pemilu. Selanjutnya dibagian ke (V) penulis membahas Keterampilan Khusus
yaitu : Menjadi Pembawa Acara ( Protokol ), Menjadi Reporter Kegiatan Olah
Raga, Menjadi Reporter Upacara Keagamaan dan Adat, dan Menjadi Reporter Peristiwa Mendadak. Bagian ( VI ) Koreksi Diri dalam Berbicara, ke (
VII )Kemampuan Menggunakan Lebih dari Satu Bahasa. ( VIII ) Latihan Berbicara,
( IX ) Penutup.
Untuk buku kedua, penulis menggunakan buku BERANI BICARA sebagai buku pembanding. Buku ini merupakan karangan dari Diah Erna Triningsih, S.pd. dengan tebal
buku 44 halaman, didalam Buku Berbicara terdapat 5 bab pembahasan. dimana bab pertama akan membahas tentang Berbicara Itu
Seni, bab II penulis akan membahas tentang pidato,
selanjutnya bab III Pembawa Acara,
bab IVBerdiskusi, dilanjutkan dengan
bab V Wawancara. Untuk itu buku
Berani Berbicara dicetak oleh PT Macana
Jaya Cemerlang, KotaK Pos 181, Klaten
57438. Desain cover dan perwajahan Imam Hafidz Kh.M, untuk penanggung
jawab dan pengendali mutu yaitu Yuni Astuti. Yang diterbitkan oleh CV KOMPETENSI TERAPAN SINERGIPUSTAKA, Jalan padman, RT 2/RW 3, Sariharjo, Ngalik, Sleman,
Yogyakarta.
Buku karangan Diah
Erna Triningsih S.pd, hak cipta © dilindungi undang-undang, 2007 pada Diah
Erna Triningsih S.pd dan hak penerbitan pada CV Kompetensi Terapan Sinergi
Pustaka.
PENDAHULUAN
Peranan bahasa dalam kehidupan manusia memanglah
sangat penting bagi setiap orang pengguna bahasa. Oleh karena itu bahasa banyak
mengundang bagi setiap pengguna bahasa. manusia berkomunikasi dengan sesamanya
melalui bahasa bahkan ketika manusia melakukan ibadah kepada Tuhan juga
menggunakan bahasa. bahasa juga sangat erat kaitannya dengan pikiran seseorang
setiap orang dituntut untuk mampu berbahasa. Terkadang dijumpai dalam kehidupan
kita seseorang yang agak mudah menggunakan bahasa dengan cepat bahasa yang baru
tentu bisa dikatakan ia tampak memiliki bakat bahasa. orang yang seperti inilah
yang dikatakan banyak menguasai bahasa.
Salah satu kemampuan berbahasa yang sangat perlu
dikuasai oleh seseorang adalah kemampuan berbicara. Yang disamakan dengan
istilah keterampilan berbicara, berbicara merupakan suatu yang amat penting
karena berbicara adalah salah satu
komunikasi dimana seseorang dapat mengutarakan pendapat dan perasaan
hati yang mudah dimengerti oleh sipendengar. Kemampuan berbicara seseorang
tentu saja tidak sekedar mampu mengemukakan apa yang ingin disampaikan kepada
lawan bicaranya, seseorang yang melakukan kegiatan berbicara harus menyadari
bahwa ia sedang berkomunikasi antara dirinya dengan orang lain.
Diawal penulis telah menjelaskan sedikit dari rincian
laporan, yang penulis buat yaitu tentang Terampil Berbicara dan penulis
memaparkan laporan tersebut secara lansung dari apa yang telah penulis baca
dibuku karangan Dr. zulkifli Musaba, tentang terampil berbicara dengan buku pembandingnya
Berani Berbicara penulis dapat membuatkannya dengan rincian yang telah penulis
baca dari buku karangan Diah Erna Triningsih S.pd
Untuk bagian kedua berbicara sebagai salah satu
kemapuan berbahasa, yang sebagian dijelaskan berbicara adalah salah satu wujud
kemampuan berbahasa, dimana kemampuan berbicara sangat erat kaitannya dengan
keberadaan bahasa lisan yang digunakan setiap orang, berbicara berarti
berkomunikasi lisan, walaupun bisa saja seseorang berbicara bertolak dari pada
yang ada secara tertulis sebelum seseorang hendak melakukan berbicara tentu
saja ia harus menempatkan pembicaraanya pada konteks dari apa yang mau
dibicarakannya.Keterampilan berbahasa dibagi menjadi 4 macamyaitu membaca, menulis,
menyimak, dan berbicara.
Dari keempat keterampilan berbahasa
tersebut,yang paling menonjol pemakaiannya dimasyarakat dan siswa adalah
berbicara, terbukti didalam anggota masyarakatterutama para siswa lebih suka dan lebih
bisa berbicara daripada ketiga keterampilan berbahasa yang lainnya.Walaupun demikian,mereka sebenarnya
belumterampil berbicara dalam arti yang sebenarnya. Oleh karena itu, untukmenunjang
kelancaran berbicara tersebut, perlu digunakan metode-metode
pembelajaran yang sesuai dengan keadaan dan kondisi siswa itu sendiri.
karena itu, seorang guru dalam
mengajarkan keterampilan berbicara diharapkan dapat memberikan
dorongan kepada siswa melalui perencanaan dan pelaksananaan serta penggunaan
metode pembelajaran bahasa dengan baik, Berbicara
merupakan sarana utama untuk membina saling pengertian, komunikasi timbal
balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya.
Kegiatan berbicara didalam kelas bahasa
mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dengan pendengarnya
secara timbal balik. Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu
didasari oleh: (1) Kemampuan mendengarkan, (2)
Kemampuan mengucapkan, (3) Penguasaan (relatif) kosa kata. Sebagai
salah satu kemampuan berbahasa, maka berbicara tentu juga tetap memperhatikan
unsur kebahasaan ( yang berkaitan dengan ketatabahasaan ).
Mamfaat
Kemampuan Berbicara ada banyak mamfaat yang bisa dirasakan lansung jika
seseorang terampil berbicara, salah satunya memperlancarakan komunikasi antar
sesame. Komunikasi antar manusia paling banyak dilakukan dengan lisan atau
berbicara. secara mendasar bahwa kemampuan berbicara mnduduki peranan penting
dalam komunikasi antar sesama seseorang menggunakan bahasa tertentu yang akan
digunakan sehingga keduanya saling memahami. Seseorang yang pandai berbicara
dengan baik, maka dengan sendirinya ia akan memperoleh kemudahan dan kelancaran
dalam berkomunikasi dengan lawan bicaranya sehingga dalam berkomunikasi antar
sesame orang yang terlibat dalam pembicaraan tidak sekadar dapat saling
memahami tetapi harus tetap berjalan efektif. Agar pembicara tidak mengalami
kendala yang berarti harus ada kemudahan atau kecepatan yang memadai dalam
menerima dan member suatu interaksi saat pembicaraan berlansung.
Untuk
mempermudah pemberian berbagai informasi dalam ketepatan dan kecepatan informasi
yang diberikan melalui lisan dari seseorang kepada yang lain amat bergantung
pada mutu kejelasan pembicaraan pemberi informasi. Tentunya dalam memberikan
suatu informasi harus dengan tutur bahasa yang baik sehingga informasi yang
kita peroleh juga baik dan jelas. Oleh karena itu orang-orang yang sering
bergelut dibidang pemberi informasi termasuk mereka yang bergerak dibidang masyarakat
atau kehumasan sangat perlu meningkatkan kemampuan berbicaranya. Tidak semua
orang yang menggap berbicara itu mudah apa lagi berbicara ditempat umum
seperti, digedung-gedung, upacara keagamaan, wisudawan dan lain-lainnya.
Tentunya mereka harus mempersiapkan suatu konsep agar kata-kata yang
dikeluarkan secara lisan itu bisa dipahami oleh orang banyak.Meningkatkan
kepercayaan diri biasanya pembicara yang baik memiliki kepercayaan diri yang
tinggi. Ia dengan mantap mengungkapkan
gagasan atau buah pikirannya kepada orang lain tanpa dengan adanya keraguan.
Seseorang
yang kepercayaan diri yang tinggi dalam
menyampaikan suatu informasi bukan berarti semua yang disampaikan kepada orang
lain itu sempurna, melaikan seseorang dapat menyampaikan informasi dengan
lapang, tenang, tanpa ada sedikitpun beban pada dirinya disaat memberikan
sebuah informasi tertentu.
Dengan
demikian lawan bicaranya atau mitra tuturnya lebih meyakini apa yang dikemukan
oleh pembicaranya. Pembicara yang baik bukan berarti dia dianggap pandai
bersilat lidah dalam pengertian negatif yang dikenal“asbun”atau asal bunyi.
Pembicara yang dimaksudkan adalah seseorang mampu mengungkapkan sesuatu kepada
orang lain dengan jelas dan bisa memahami keadaan lawan bicara tuturnya
pembicara yang baik juga bisa memahami keadaan dan dapat menguasai lawan
bicaranya.
Dalam
meningkatkan kewibawaan diri secara lansung tentunya dirinya dapat tampil
sebagai pembicara. Dimungkinkan kewibawaan itu akan menyatu atau berpengaruh
terhadap keberadaan dirinya secara utuh.Kewibawaan yang dimaksud bukan terletak
pada pembicaraannya tapi masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya,
seseoarang yang berbicara bukan hanya mampu mengungkapkan sesuatu secara lisan.
Tetapi
kualitas apa yang diungkapkannya jauh lebih penting dari dari wujud
pengungkapannya sendiri.Dengan mempertinggi dukungan publik atau masyarakat,
tidak diragukan lagi bagi seseorang memiliki kemampuan berbicara yang baik atau
katakanlah sebagai orator ia akan lebih mudah mendapatkan simpati, dan dukungan
dari publik atau masyarakat. Biasanya masyarakat akan lebih mudah atau tertarik
untuk memberikan dukungan kepada seseorang yang dapat berkomunikasi secara
efektif dengan mereka.
Satu hal
yang perlu diingatkan bahwa kempuan bercira bukan satu-satunya penentuan
seseorang memperoleh dukungan yang luas dari masyarakat. Masih banyak hal
lainnya yang masih bisa menarik simpati dukungan publik damn masyarakat. Memang
kenyataannya menunjukkan bahwa dalam kegiatan politik peranan tokoh yang handal
bicaranya cukup handal.
Sehingga
menjadi penunjang meraih profesi dan pekerjaan, banyak profesi lapangan
pekerjaan yang memerlukan kemampuan berbicara. Interaksi keduanya tentu lebih
banyak disaranai oleh berbicara, seorang guru maupun dosen harus mampu
berkomunikasi dengan peserta didiknya. Sebagaimana layaknya wartawan , penyiar
juga yang sering terlibat dalam kegiatan wawancara, penyiar mutlak memiliki
kemampuan berbicara yang memadai karena
tugas kesehariannya didominasi oleh kegiatan berbicara.
Karena itu,
dengan kemampuan berbicara yang mereka miliki mereka dapat menjalankan tugasnya
dengan baik, bahkan diantara mereka menjadi terkenal dan banyak diminati oleh
berbagai kalangan untuk dimintai jasa dalam menyelesaikan banyak persoalan atau
masalah. Disamping itu juga dapat meningkatkan mutu profesi dan pekerjaan,
kemampuan berbicara tidak sekadar bermamfaat untuk memperoleh profesi dan
pekerjaan yang diemban seseorang. Termasuk juga dapat memahami pola pikir dan
tingkah laku kebawahannya sebagai mitra tutur seseorang pimpinan perusahaan
juga harus terampil berbicara. Dengan memberikan arahan dan nasihat kepada
bawahannya yang dapat dilakukan dengan secara lisan. Ia bisa melakukan kontak lansung dengan tatap muka dengan
bawahannya, bukan saja hanya itu tetapi juga berlaku kepada seorang psikolog
atau ahli jiwa juga dituntut mampu berbicara dengan baik. Ia setiap harinya
terlibat dalam menangani orang-orang yang memerlukan bantuan atau bimbingan
kejiwaan.
Memang,
seorang psikolog tidak harus adaseorang
pembicara handal atau semacam orator, tetapi
ia harus efektif dalam menggunakan bahasa untuk keperluan
tugas-tugasnya. Kita sebagai seorang pelajar juga diharuskan untuk memiliki
kemampuan berbicara yang memadai hampir semua peran pelajar sekarang ini,
ditempat umum maupun diruangan yang formal secara lansung harus berkaitan
dengan penerapan kemampuannya dalam berbicara. Kesempatan untuk berbicara, seseorang
terlibat dalam pembicaraan sangat beragam. pada hakikatnya manusia selalu ingin
melakukan hubungan atau komunikasi dengan orang lain terutama pada orang-oarang
yang ada disekitarnya.
Orang dapat
melakukan komunikasi lansung lewat telepon genggam (HP) sekarang betul-betul
menjamur sebagian daerah yang ada didunia khususya Indonesia bahkan untuk
daerah yang terpencil sekalipun sudah dapat dijangkau dengan saran telepon. Ini
merupakan bukti nyata kemampuan manusia
dalam menciptakan teknologi komunikasi yang sangat menggembirakan dan sekaligus
sebagai salah satu tanda majunya peradaban kebudayaan manusia. adapun kaitanya
dengan kegiatan seseorang dalam berbicara maka tentu pembicaraan yang dilakukan
bukan saja untuk keperluan tertentu melalui
telepon, tetapi lebih dari itu seseorang dalam berinteraksi antar sesama dalam situasi untuk
tujuan tertentu. dengan dibukanya kesempatan seseorang untuk berbicara kegiatan
yang banyak mengandalkan pembicaraan adalah rapat, diskusi, seminar, sarasehan,
debat, dialog, pidato dan lain-lainnya.
Kesempatan
terbuka tersebut dalam forum rapat sangat dikenal dikalangan masyarakat luas,
rapat juga disebut dengan musyawarah berate ada kaitannya dengan pembicaraan
yang dibicarakan atau untuk memberikan arah bagi suatu kegiatan atau pekerjaan.
Rapat juga bertujuan untuk mengektifan suatu pekerjaan termasuk pembuatan
pembahasaan dan pembuatan rencana kerja dalam rapat didominasi oleh kegiatan
berbicara, saling berbicara satu sama lain, saling mengemukakan pendapat atau
pikiran dan biasanya ada semacam kesempulan yang diambil setelah rapat usai.
Sebenarnya rapat harus dijalankan dengan persiapan dalam segala hal, sebuah
rapat merupakan pertemuan pemikiran, karenanya setiap peserta rapat harus dapat
menerima atau mendengarkan dengan baik.
Pimpinan
rapat bisa dipegang oleh dan bisa di pegang oleh banyak orang untuk menjadi
pimpinan rapat sebagai berikut:
1.
Mampu mengandalikan diri, tidak emosional, atau
memiliki sikap sabar
2.
Meneriima denagan lapang segala perbedaan pendapat
yang berkembang saat rapat
3.
Memahami dengan baik atau materi saat rapat
4.
Mampu mengendalikan jalan rapat, termasuk dapat
memberikan kesempatan berbicara kepada peserta rapat secara adil atau merata,
tidak mendominasi dalam mengemukan pendapat
5.
Memiliki daya pikir dan daya tangkap memadai, sehingga
ia dapat menyerap apa-apa yang dikemukakan saat rapat, dapat memberikan
peringatan, termasuk menghentikan peserta yang tampak berbicara
6.
Memilki daya pikir dan daya tangkap memadai, sehingga
ia dapat menyerap dari apa-apa yang dibicarakan oleh peserta rapat
7.
Mampu merangkup berbagai hal yang berkembang saat
rapat
Peserta
rapat secara umum harus menempatkan dirinya sebaik mungkin. Peserta rapat harus
memenuhi kriterianya yaitu dapat memahami bahan atau materi dan memperoleh
bahan rapat sebelum rapat akan dimulai. Menghadiri rapat tepat waktu, dapat
mengemukakan pendapat secara lansung, mampu bersikap sabar dan tidak emosional
pada waktu rapat akan dimulai, siap menerima keadaan pendapat yang berbeda,
dapat mengikuti rapat secara penuh, dapat memahami hasil keputusan rapat dengan
tuntas.
Selain itu
juga tempat pengaturan rapat juga turut menentukan kesuksesan, karena rapat
dapat memenuhi beberapat syarat yaitu ruangannya tidak begitu sempit dan juga tidak
terlalu luas, sehingga dapat membuat peserta merasa nyaman.
Dapat
dikatakan bahwa diskusi merupakan kelompok diskusi yang lebih terbatas jumlah
peserta tingkat keformalannya yang kurang menonjol. dalam sebuah diskusi
biasanya disertai dengan penyajian makalah, dalam diskusi ada juga yang
memberikan kesempatan waktu yang cukup kepada penyaji makalah untuk menulis
makalahnya, dengan pemandu moderator diskusi hendaknya dapat menjalankan tugas
dengan baik-sebaiknya seorang pemandu diskusi harus memiliki kemampuan yang
memadai dalam mengatur dan menjalankannya jalan diskusi.
Pemandu juga
harus bisa mengandalikan diri sendiri, bersikap tenang dan sabar, dan tidak
mudah emosional dalam menyikapi perkembangan diskusi, pemandu juga berusaha
merangkum isi pembicaraan yang muncul saat diskusi, sehingga dapat dijadikan
bahan masukan untuk sekretaris atau notulis diskusi. Peran sekretaris atau
notulis dalam sebuah diskusi juga amat penting sepenuhnya acara diskusi dan
dapat menyerap apa-apa yang sangat berkembang saat diskusi.
Tentu saja
notulis sangat berkerja sama dengan pemandu diskusi dalam halm membuat sebuah
kesimpulan jika diperlukan bisa dikemukakan secara lansung setelah diskusi
berakhir, peserta yang mengikuti diskusi dapat berperan lansung dengan maksimal
dalam berjalannya suatu diskusi, peserta dapat mengemukakkan pendapat atau
tanggapan bisa dipersilahkan untuk maju kedepan. Tak lain halnya dengan seminar
yang istilahnya seminar juga sangat popular dimasyarakat terutama juga
sebagaimana istilah diskusi, biasanya seminar sangat akrab dikalangan perguruan
tinggi. Seminar sebagai sebuah pertemuan ilmiah berarti juga banyak melibatkan
pengungkapan gagasan pikiran yang dituangkan secara lisan dan juga tentu
berdasarkan gagasan pemikiran yang telah telah dituliskan oleh penyaji makalah.
Persiapan
diskusi tidak jauh beda dengan persiapan seminar, segala hal yang berkaitan
dengan diskusi kiranya dapat diterapkan dalam pelaksanaan seminar. Seminar
tanpaknya lebih formal dari diskusi mungkin bisa dianggap lebih besar berapa
jumlah yang ideal untuk peserta kedua forum ini memang sulit ditentukan, tidak
ada jumlah minimal mutlak yang menjadi syarat layaknya sebuah diskusi atau
seminar.
Penyaji
makalah atau pembicara ada pemandunya dan ada pula notulisnya persis layaknya
diskusi atau seminar pada kenyataan sarasehan menunjukkan bahwa sarasehan dalam
pelaksanaanya terasa lebih longgar, dalam suasana agak santai bahkan terkadang
sarasehan dilaksanakan dengan cara yang betul-betul menyenangkan. Didalam
sarasehan, sesuai dengan sifatnya yang lebih santai, bagaimanapun
pelaksanaannya tentu sarasehan harus dipersiapkan dengan baik. Tidak kalah
serunya dengan debat yang tampaknya juga cukup dikenal dikalangan masyarkat.
Debat disebut juga dengan arena adu
argumentasi atau adu pendapat tentu suatu poko permasalahan hanya saja debat
sifatnya lebih terbuka, lebih bebas dan terkesan betul-betul mengadalkan
argumentasi. Dalam pelaksanaanya debat kadang lebih mudah menimbulkan emosi,
maka kemungkinan besar bisa menjadi sebuah keributan antara pihak yang
bersangkutan.
Didalam
debat juga hanya dibutuhkan seorang pemandu yang nantinya akan membantu alur
pengendali pembicaraan. Dengan demikian jalannya debat tetap terjaga, supaya tidak
menyimpang dan tidak akan menimbulkan kekerasan dalam penyampaian pendapat, tempat
debat juga harus diatur seperti diskusi dan seminar. Dikalangan pelajar
mahasiswa sekarang juga sudah mulai popular forum debat tentu saja kegiatan ini
adalah proses interaksi yang dapat merangsang daya fikir, logika, kritis dan
santun.
Debat ini
dimulai jika apabila salah seorang regu membuka pembicaraan dengan mengemukakan’tesis’
dan dijawab oleh pembicara, dalam debat setiap orang berbicara sebagai ahli
dari pokok permasalahan tersebut. dengan menggunakan babak atau dikenal dengan
“season”. Yang perlu diingatkan dalam debat yaitu seseorang harus
berkonsentrasi dan membataskan diri pada pokok pikiran lawan bicara yang
menjadi titik lemah. Debat juga dilatar belakangi oleh sifat ingat diri dan
menuntut satu disiplin rohani-akademis yang tinggi. Dalam debat yang dihadiri
oleh pendengar dari berbagai golongan dan tingkat umur, moderator juga harus
menguasai tema debat moderator jalan mengarahkan debat, oleh karena itu dia
harus memperhatikan bahwa dia tidak menyimpang dari tema dan supaya aturan
permainan tetap ditaati selama proses debat berlansung. Debat berguna dan
memilki karakter pembinaan yang tinggi, sebab lewat debat oarng dilatih dan
dibina untuk menyiapkan bahan diskusi secara teliti. Dilain pihak debat menjadi
penyadarkan pembicara tentang ketidak jelasan dalam berpikir dan mengungkapkan
pikiran.
Berdialog
sejak adanya media elektronik yang canggih ini berdialog berarti percakapan
lansung yang melibatkan banyak pihak, dalam dialog biasanya ada pemandu dialog
ada pula nara sumber dan ada pendengarnya. Dialog biasanya tidak diikuti oleh
banyak peserta sifatnya jauh lebih terbatas oleh diskusi, seminar, atau
sarasehan. Dialog juga menggunakan tata tertib walaupun tidak seketatnya
diskusi atau seminar melainkan dialog hendak dipilih sekalian topik yang
dipilih akan menjadi perhatian lebih masyarakat luas.
Memang
banyak topik yang dijadikan dialog sangat banyak mendapatkan kebebasan dalam
meyampaikan pendapatnya, bahkan dalam tukaran tertentu tanpak kebablasan dalam
mengungkapkan kebebasannya.
Dengan
adanya pidato yang sekarang ini banyak dikenal semua kalangan masyarakat karena
pidato berarti mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan
kepada orang banyak, pembahasan tentang pidato oerlu dikemukakan secara luas
atau panjang lebar. Pidato memang kegiatan sangat nyata untuk melihat bagaiman
kemampuan berbicara seseorang. Dalam pidato cenderung bersifat satu arah,
kalaupun terjadi interaksi tanya jawab dengan pendengar juga tetap berbeda
dengan diskusi atau seminar. Disamping itu juga perluadanya persiapan pidato
yang sebelumnya kita tidak bisa memandang pidato sebagai kegiatan yang
imfromtu/ serta merta, sebenarnya berpidato berarti berkomunikasi secara lisan.
Seseorang yang akan berpidato tentunya menghendaki pidatonya dapat diserap
dengan baik oleh pendengar atau audiensnya sehingga tujuan yang diinginkan
dapat tercapai dengan tepat dan cepat.
Persiapan
topik sangat dibutuhkan dalam berpidato untuk dijadikan bahan pidato, memang
pada dasarnya topik tidak sama denag tema atau judul. Hal-hal yang dapat
menjadi acuan dalam memilih topik pidato yaitu pembicara yakin bahwa topik yang
akan dibawakannya dapat dikuasai dengan baik. Topik diperkirakan menarik bagi
pendengar, topik akan memberi mamfaat bagi pendengar, baik dalam waktu dekat
maupun dalam waktu yang akan datang. Persiapan bahan atau materi jika topik
sudah ditentukan maka pembicara hendaknya mencari bahan kesanggupan menguasai
topik secara menyeluruh dengan ruang lingkup yang akan dibicarakan.
Penulisan
naskah pidato ini maka dapat dilihat salah satu yang mendasar dalam menulis
naskah pidato adalah keberadaan naskah tidak sama dengan karanagan secara umum.
Naskah pidato, seperti bisa hanya berupa garis besar yang akan dipidatokan atau
berupa butir-butir penting sebagai pengandali pidato. Pembuatan naskah pidato
senantiasa diarahkan untuk keperluan pidato bukan untuk keperluan mengarang.
Karena itu
seorang pidato lebih banyak mengandal judul besar pidato atau hanya point-point
besar apa yang dipidatokan, naskah pidato sebainya tidak mengikat pidato itu
kecuali hal-hal mendasar yang memang harus disampaikan apa adanya kepada
pendengar. Kegiatan pidato mengandung makna adanya adanya interaksi antara pembicara
dengan audien walau tanpaknya satu arah, persiapan mental atau yang berkaitan
dengan kejiwaan sangat penting bagi seseorang yang berbicara didepan umum atau
yang akan berpidato. Untuk mereka yang belum terbiasa berbicara didepan umum,
maka berkaitan dengan mengahadapi orang banyak sesuatu yang menyita jiwanya
yang membuat dirinya tidak stabil.
Bahkan
mungkin bisa disebut dengan gagal dalam berpidato persoalan gugup atau kondisi
jiwa kurang stabil pada taraf tertentu adalah hal biasa dibiarkan berlarut-larut
haarus diatasi dengan tepat dan cepat. Kita dapat mengenali pendengar dengan
baik, kesuksesan seseorang dalam berpidato ditentukan sejauh mana ia mengenal
dengan baik pendengarnya. Karena itu sedapat mungkin ciptakan suasana yang
bersahabat atau menyenangkan antara Anda dengan pendengarnaya, sebagai bahan
pemikiran untuk menempatkan pendengar dalam kaitan seseorang berpidato maka
pendengar bisa dianggap sebagai akronim. Persiapan fisik rohani dan jasmani
juga salah satu hal penting bagi seseorang yang akan berpidato fisik sehat
tentu akan menunjang keberhasilan seseorang dalam melakukan kegiatan termassuk
dalam kegiatan berpidato ini.
Kondisi tubuh seseorang sangatlah penting
untuk dan benar-benar harus dijaga bagi oaring yang sering tampil dimuka umum,
sebagian mereka ada yang mengkonsumsi air jeruk agar menjaga diri dari sakit
tenggorokan sehingga stamina suara tetap tetap terjaga. Semua hal ini akan
dapat berpengaruh terhadap wujud pembicaraan seseorang saat melakukan pidato
didepan orang banyak.
Cara
berpakaian seseorang juga amat penting bagi seseorang dalam berbicara didepan
umum, bahkan seseorang yang tanpil didepan umum atau hadapan orang banyak,
harus dapat menarik dan menyesuaikan dengan keadaan tempat dan suasana.
pada
dasarnya, pakaian yang hanya digunakan hendaknya sesuai dengan sifat acara yang
dihadiri jika acaranya bernuansa keagamaan, tentu saja pakaian yang hendak
dipakai berlaku ditempat acara tersebut. Sebaiknya orang yang akan berpidato
menggunakan pakaian yang sifatnya umum atau diduga biasa pakaian yang dikuti
ditempat acara, karena itu seseorang yang akan tampil didepan publik atau
kehadapan banyak orang tidak sulit lagi hanya menyesuaikan dengan ketentuan
yang tertera didalam undangan.
Pakaian
seseorang juga turut menetukan wibawanya, termasuk saat tampil berpidato.
Pakaian hendaknya ditata sedemikian rupa, rapi, dan tentunya dalam keadaan
bersih. Dalam pelaksanaan pidato inilah merupakan kegiatan inti yang harus
dapat dijalankan oleh pembicara, ia berharap pendengarnya secara jelas dan
tepat menerima apa-apa yang didengarnya.Pemberian sambutan,
berpidato atau memberikan kata sambutan adalah hal yang belum tentu bisa
dilakukan oleh semua orang, karena untuk berbicara didepan umum selain
dibutuhkan keberanian juga diperlukan keterampilan dalam mengolah kata.
Bila
salah dalam menggunakan kata-kata maka orang yang menjadi pendengar pidato atau
sambutan bisa salah mengartikan sehingga maksud dan tujuan yang akan
disampaikan tidak mencapai sasaran. Pada prinsipnya berpidato atau memberikan
kata sambutan adalah memberikan informasi kepada orang lain agar orang lain
tersebut mengerti maksud dan tujuan kita.
Informasi
penting bila cara penyampaiannya kurang menarik maka akan menjadi informasi
yang tidak menarik, sebaliknya sebuah informasi yang biasa-biasa saja tetapi
disampaikan dengan cara dan gaya yang menarik maka informasi tersebut akan
menjadi informasi yang menarik.Gunakan busana yang sopan, jika memungkinkan disesuaikan
dengan audiens yang mendengarkan pidato kita serta acara yang diselenggarakan.
Contoh bila berpidato pada acara keagamaan maka gunakan busana yang sesuai
seperti baju koko dengan pici untuk pria dan busana muslimah untuk wanita.
Gunakan bahasa yang mudah
dimengerti, sopan, dan komunikatif. Hal ini juga disesuaikan dengan audiens
yang menjadi pendengar pidato atau sambutan kita, berbicara di hadapan
mahasiswa atau kalangan akademisi tentu berbeda dengan berbicara dalam forum
RT, untuk itu penggunaan istilah-istilah asing sebaiknya juga
disesuaikan.Sesuaikan materi pidato dengan audiens. Bila acaranya sudah
ditentukan oleh panitia maka tidak terlalu sulit untuk mencari materi pidato,
tetapi bila sambutan atau pidato tersebut bersifat bebas maka harus disesuaikan
dengan minat audiens, jangan memberikan materi yang justru menimbulkan
kontroversi di kalangan audiens.
Rasa percaya diri yang tinggiHal ini
penting agar audiens yang menjadi pendengar kita tidak ragu dengan apa yang
disampaikan, bila Anda sendiri ragu dengan apa yang disampaikan apalagi dengan
pendengar.Untuk itu usahakan hal yang disampaikan memang benar telah Anda alami
dan buktikan sendiri kebenarannya sesuaikan waktu.
Kadang pidato atau kata sambutan yang terlalu
panjang justru akan membuat pendengar bosan, sebaliknya jika terlalu singkat
maka maksud yang ingin disampaikan belum bisa ditangkap oleh audiens. Oleh
karena itu penggunaan waktu yang tepat dan efisien juga perlu diperhatikan.Saat
melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan suasana agar tidak
kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Untuk
itu,sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara adalah netralartinya,
pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap informasi yang
diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam seluruh keterangan
dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.
Adil artinya pewawancara harus bisa
memperlakukan semua responden dengan sama. Pewawancara harus tetap hormat dan
sopan kepada semua responden bagaimanapunkeberadaannya.pewawancara
memperkenalkan diri sekaligus mengemukakan maksud dan tujuan wawancara.
Pewawancara hendaknya mengikuti tata aturandan kesopanan, baik dalam penampilan
maupun penggunaan bahasa. Penampilan hendaknya rapi, bersih, danenak dipandang.
Adapun dalam penggunaan bahasa, hendaklah ia menggunakan tutur kata yang sopan
dan tidak menyinggung perasaan orang yang diwawancarai.
Pada
kampanye pemilu juga sangat dikenal dimasyarakat mana saja, kampanye banyak
dikenal berbagai macam kampanye seperti adan kampanye pemilihan anggota dewan,
kampanye dalam pemilihan calon bupati merangin, dan pemilihan kepala desa.
Pemilihan kepala desa umumnya dikenal dengan
kampanye kecil-kecilan yang biasa terjadi dalam masyarakat setempat itu saja,
tidak untuk sebar luaskan kepada masyarakat diluar. Beda halnya dengan kampanye
yang dilakukan pada acara pemilihan calon bupati dan
pemilihan anggota dewan, tentunya kampanye tersebut bersifat umum dapat dilihat
dari masyarakat masyarakat luar bahkan kampanye seperti itu tersebar luas
keluar daerah. Penyelenggaraan kampanye biasanya ada ketentuan yang diatur
seperti jadwal yang telah ditetapkan kapan kampanye itu akan diselenggarakan,
mempersiapkan alat pengeras suara yang memadai. Topic atau materi yang akan
dikampanyekan termasuk kegiatan sampingan atau pinggiran, dapat membuat sebuah
atraksi yang menarik disaatkampanye dengan menggunakan lagu atau yel-yel untuk
kampanye yang sedang diselenggarakan.
Keterampilan
khusus, penulis akan mengemukakan beberapa keterampilan khusus yang berhubungan
dengan keterampilan berbicara yaitu menjadi pembawa acara ( protokol ). Pembawa acara atau protokol adalah orang yang
bertugas untuk memimpin dalam suatu acara hingga berakhirnya suatu acara
tersebut.
Dalam
membawakan sebuah acara harus persiapkan diri untuk tampil dihadapan para orang
banyak, terutama pada sseorang terlebih dahulu harus mempersiapkan mentalnya.
Penguasaan bahasa harus memadai seseorang yang membawakan sebuah acara tidak
harus sekedar membacakan sebuah konsep tapi, bagaimana ia akan merangkaikan
suatu kata-kata yang indah dan enak didengar oleh orang banyak sehingga ia
harus mampu untuk menyebutkan kata-kata yang ia sebutkan. Penggunaan bahasa
bukan saja untuk aspek kata-kata, tapi untuk aspek kalimat-kalimat yang diucapakan
oleh pembawa acara. Mampu memamfaatkan kekosongan acara hal ini terkaitkan dengan
pemamfaatan oleh pembawa acara, dengan penampilan yang begitu menarik sehingga
kesannya begitu indah dimata orang banyak yang menyaksikannya. Pembawa acara
mampu bekerja sama dengan berbagai pihak dalam sebuah acara, sehingga antara
pembawa acara harus dapat menjalin kerja sama yang baik.
Dan pembawa
acara juga harus bisa mengatur waktu dengan memamfaatkan waktu yang ada,
terkadang waktunya juga terbatas oleh panita. Seseorang pembawa acara jangan
sampai berbicara atau berkomentar dengan kata yang tidak perlu dibicarakan.
Seperti yang
kita lihat ditelevisi, seseorang yang menjadi reporter disuatu kegiatan olah
raga yang menguasai dengan baik berita yang disampaikan. Tentu saja bagi
reporter yang bertugas jangan sampai terjebak dalam sebuah masalah yang hendak
disampaikan ketika saat menjadi seorang reporter, termasuk pula peristiwa
mendadak adalah peliputan antara pihak yang sengketa sebagian dari perundingan
damai. Reporter harus lincah dan pandai membaca keadaan serta dapat melaporkannya dengan baik dihadapan
orang yang menyaksikan.
Menjadi
reporter acara keagamaan dan adat juga begitu, karena upacara adat yang
dilakukan orang baik dalam lingkup besar maupun kecil karena upacara yang
dibawakannya sangat bersifat resmi. Untuk upacara adat reporter sebaiknya
berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan setempat dan berusaha memahami paling
tidak pemahaman secara umum adat yang disaksikanya. Reporter upacara keagamaan
sebaiknya mengenal dengan istialh keagamaan agar ia lebih mudah menjelaskan
kepada orang yang akan menyaksikannya.sama halnya dengan orang yang menjadi
reporter mendadak, tentunya peristiwa yang akan disampaikanya berupa peristiwa
yang mendadak pula.
Koreksi diri
dalam berbicara suatu hal yang baik, jika seseorang telah berbicara kemudian ia
akan menilai atau melakukan koreksi terhadap dirinya sendiri sejauh mana
keberhasilannya dalam berbicara. Hal yang dapat diperhatikan untuk koreksi
terhadap diri sendiri dalam hal berbicara adalah berhubungan dengan penguasaan
bahan pembicaraan atau meteri yang diungkapkan. Jika ternyata seseorang
memperoleh jawaban, bahwa sebagian besar bahan yang telah dikemukakan telah
sampai dengan baik, maka seseorang bisa melepaskan ketegangan hati penguasaan
bahan memang sebuah inti dari suatu kegiatan berbicara. Untuk kualitas bahasa
yang digunakan seseorang berbicara berarti bahasa, bahasa adalah sarana untuk
menyampaikan sesuatu dari seseorang kepada orang lain dengan berbicara secara
lisan. Kemapuan lebih dari satu bahasa yang digunakan, hal ini terkait dengan lingkungan
kebahasaan yang ada disekitarrnya.
Jika kita
hubungkan dengan keadaan kehidupan masyarakat sekarang termasuk dengan majunya
dengan jenis media yang sekarang ini, hampir semua bahasa dijadikan bahasa
bilingual atau kemampuan menggunakan dua bahasa, minimal ia mampu berbahsa
daerahnya dan juga berbahasa Indonesia. Adapun bahasa cara yang bisa ditempuh
untuk menguasai bahasa misalnya bahasa asing, sejak dulu banyak orang yang
menyelenggarakan kursus bahasa asing untuk semacam pembelajaran bahasa
Indonesia sudah cukup banyak bagi sasaran penutur bahasa asing. Keadaan dan
kehidupan, pergaulan sekarang sangat tanpak membuka peluang bagi seseorang
untuk menguasai lebih dari satu bahasa.
Latihan
berbicara, merupakan salah satu untuk terampil berbicara yang efektf. Agar
seseorang itu bisa terampil berbicara hendaknya sering mengikuti diskusi,
seminar, rapat dan sejenis halnya bersifat tampil berbicara dimuka umum.
Biasanya jika seseorang itu berpenggelaman dalam mengikuti sebuah acara
kemungkinan besar kemampuan berbicaranya akan meningkat. Cara berbicara sendiri
itu patut dicoba, jika seseorang terus berlatih sendiri maka seseorang itu akan
bisa berbicara tanpa naskah atau teks. Seseorang yang berlatih pidato dengan berbicara
sendiri dapat berbagi pengalaman ia berbicara dengan orang banyak serta ia akan
dinilai oleh orang banyak.
Orang lain
yang mengetahui banyak hal belum tentu dikenal oleh orang lain pula, namun
banyak orang yang mampu berbicara, yang mengungkapkan ide, atau gagasan,
harapan dan perasaan didepan orang banyak. Tapi, meskipun sedikit sedikit
sesuatu akan lebih banyak dikenal orang. Karena pada hakikatnya manusia
memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Sehingga dengan komunikasilah yang
membuat seseorang bisa meraih segalanya dengan kemampuan berbicara yang ia
miliki, untuk berbicara itu sendiri berarti berkomunikasi secara lisan yang
dapat memberikan penjelasan kepada orang lain.
Seseorang
pembicara ketika berbicara didepan orang banyak, ia harus menyadari pula bahwa
ia sedang melibatkan pendengar dalam pembicaraannya. Sehingga banyak forum atau
kesempatan yang melibatkan kegiatan berbicara, misalnya berupa rapat, diskusi,
seminar, debat, dialog, sarasehan, pidato, khutbah, dan sebagainya. Berbagai
latihan berbicara yang disebutkan memang tidak bisa dijadikan jaminan yang
membuat seseoaran menjadi pembicara yang handal.
Untuk
laporan yang penulis buat, tentang Terampil bicara penulis menggunakan buku
Berani Bicara sebagai buku pembandingnya. Yang dapat penulis paparkan secara
lansung.
Bicara itu
seni. Dalam prasyarat organis yang berkaitan dengan diri dan keadaan pembicara.
Berbicara pada dasarnya memberikan bunyi atau mengeluarkan bunyi, dan suara
pada menghembuskan napas sehingga ia berbicara denag menarik itu merupakan
sebuah seni utama. Oleh karena itu pembicara yang ingin tampil professional
maka ia harus mampu melatih pernapasan dengan benar pula.
Setiap orang
punya suara. Dengan suara orang bisa mendengarkannya dengan tersenyum, dan
tertawa itu sudah mengungkapkan bermacam-macam perasaannya. Gerak-gerik dan
bahasa tubuh sesuai dengan maksud kalimat yang diucapkan menjadi penyampaian
pesan kepada orang lain. Bahasa merupakan alatt komunikasi manusia, olah kata
menjadi bahasa yang mudah dimengerti oleh orang lain sehingga tidak ada
kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Pembicaraan
yang ingin sukses dalam menyampaikan gagasan-gagasanya harus memiliki dinamika,
dalam bahasa yang mengandung daya meyakinkan daya persuasif. Dalam pembicaraan
juga harus mampu mdalam mengolah bahasa agar menjadai bahasa yang bervariasi
karena materi yang menarik tidak akan tersampaikan dengan benar dan mampu
dipahami pendengar jika pembicara menggunakan bahasa yang menonton. Perbedaan
kata pembicara harus memilki pembendaharaan kata yang cukup, agar isi
pembicaraanya dimengerti mampu meyakinkan pendengar.
Strategi
memahami pendengar, pidato tanpa adanya pendengar bukan lah pidato melainkan
kata tanpa makna, jika sudah memiliki minat untuk mendengarkan pidato, maka
perlu cara untuk mencari minat pendengarnya oleh karena itu, pidato dikemukakan
harus sesuai dengan kebutuhan pendengarnya. Dengan adanya minat, tentu saja
akan memberikan perhatian, seorang pembicara harus mampu meraihkan perhatian
pendengarnya. Pengetahuan dan perhatian merupakan hal yang mendasar yang
dimiliki oleh manusia untuk mengambil sikaf, berprilaku, serta bertindak.
Pengetahuan dan perhatian akan muncul jika seseorang telah menarik minat dan
perhatian terhadap hal yang dipelajari.
Begitu juga
dengan pemahama, proses tindak lanjut dari ketiga pemahan yang telah diuraikan
adalah pemahaman. Pendengar tentunya dapat mendengar dan mengetahui isi
penyampaian tetapi tidak mampu menyampaikan isi pemahaman tersebut. Kemauan
tidak akan muncul tanpa adanya kesadaran dari pendengar untuk memperhatikan
pidato, pembicara akan membangkitkan kesadaran pendengar akan pentingnya materi
yang disampaikan. Tindakan atau perbuatan merupakan proses ahir dari rangkaian
sistem pemahaman terhadapa pendengar adalah wujud nyata dari pendengar,
berdasarkan uraian tersebut ada jenis-jenis pidato yang ditinjau daro maksud
tujuan penyampaian pidato tersebut. Pidato pemerintahan yang berasal dari
pemerintah untuk seluruh rakyak yang berisi haal-hal resmi menyangkut kebijakan
pemerintah seperti pengumuman, himbauan dan lainnya.
Pidato
intansi bersifat member penerangan, penjelasan atau pengarahan, dan pendidikan
atau pengajaran. Pidato dalam parlemen bersifat resmi karena diselenggarakan
oleh Negara dengan para audiens nya dari Negara-negara lain, sehingga pidato
perusahaan yang memberitahukan iklan, atau promosi dari sebuah perusahaan.
Ceramah merupakan sambutan jenis pidato yang disampaikan secara tertulis atau
lisan. Sambutan ini biasanya disampaikan oleh orang-orang tertentu saja, pidato
kuliah hampir sama dengan pidato ceramah, perbedaannya hanya terletak pada
pembicara dan pokok permasalahan yang diangkatnya. Sikap positif dalam
berbpidato pembicara harus memiliki penampilan dan sikap yang baik sehingga
pidato tersebut berhasil.
Kesan
positif yang perlu ditunjukkan pembicara dalam berpidato, dihadapan pendengar
yaitu seseorang harus mempunyai rasa percaya diri yang besar. Percaya diri
merupakan salah satu
KOMENTAR ISI BUKU
Kedua Inti sub bab yang telah dipaparkan penulis, yang
diambil dalam buku utama karangan Dr. Zulkifli
Musaba M.Pd. dengan buku pembanding karangan dari Diah Erna Triningsih S.Pd.
kedua buku tersebut sama-sama memberi gambaran umum tentang Keterampilan
berbicara dan pengertianberbicara itu sendiri, berbicara yang telah dikemukan
dalam kedua karangan buku tersebut. Gunanya sama-sama untuk memberikan motivasi
dan menunjang daya minat bicara manusia. untuk lebih ditingkatkan lagi bagi
kalangan pelajar, siswa, guru, maupun dikalangan masyarakat itu sendiri.
Untuk
mengomentari buku ini, penulis laporan menggunakan satu buku pembanding
berjudul BERANI BICARA yang disusun Diah Erna Triningsih S.pd. untuk
membandingkan buku yang dilaporkan. Berdasarkan hasil bandingan tentang isi
kedua buku ini dapat dilaporkan hal-hal sebagai berikut ini.
~
Pada buku yang dilaporkan, tidak dijelaskan mengenai
bagaimana kemampuan seseorang dalam berbicara, sedangkan dalam buku utama.
dijelaskan bahwa ada tiga aspek yang perlu ditinjau, yaitu memperlancarakan agar
seseorang mudah berkomunikasi antar sesame.
~
Pada buku yang dilaporkan, menjelaskan pidato dijelaskan
secara ringkas, sedangkan dalam buku utamanya penjelasan mengenai pidato,
dijelaskan secara rinci dan penjelasan yang panjang.
~
Pada buku yang dilaporkan, dialog tidak ada pembahasan
mengenai dialog. sedangkan pada buku utama dialog dijelaskan secara lebih
terperinci. Pada buku utama di jelaskan dialog berarti pembicaraan atau
percakapan lansung yang melibatkan banyak pihak. Dibuku pembanding tidak ada
pembahasan tentang dialog, sedangkan dialog merupakan bagian dari keterampilan
berbicaranya seseorang.
~
Pada buku yang dilaporkan, penulis menuliskan mejelaskan bagaimana
sikap seseorang ketika berbicara ditempat umum, dan bagaimana jika seseorang
diberikan kesempatan untuk berbicara salah satunya kita harus berdialog dengan
orang lain.
~
Pada buku yang dibandingkan penulis menjelaskan, agar
seseorang berbicara dengan baik tentunya seseorang harus mengkajikan bahasa
terlebih dahulu karena bahasa merupakan bagian dari pembicaraan seseorang dan
juga merupakan saluran penyampaian informasi kepada seseorang.
~
Pada buku yang dilaporkan, penjelasannya kurang lengkap dan
hanya menjelaskan garis-garis besar secara keseluruhan, sedangkan pada buku utama
penjelasan lebih lengkap, dan terperici dengan penjelasan yang
begitu banyak.
PENUTUP
Setelah penulis baca dan melaporkan
isi buku Terampil berbicara karangan Dr. Zulkifli Musaba M,Pd lalu membandingkan dengan buku
bandingnya yang berjudul Berani bicara
merupakan buku karangan Diah Erna Triningsih S.Pd. dapat
disimpulkan bahwa, isi buku yang dilaporkan sesungguhnya dari segi bahasa lebih
mudah dipahami karena menggunakan kalimat-kalimat sederhana. Namun dalam segi
isi penjelasan materinya buku yang dilaporkan kurang lengkap dari pada buku
utamanya yaitu buku Terampil berbicara. penulis telah mengemukakan sedikit
dari apa yang penulis lihat dan penulis baca.
jadi,
kesimpulan yang dapat penulis ambil dari laporan bacaan yang penulis buat
adalah berbicara merupakan strategi mengolah kata menjadi bahasa yang jelas dan
mudah dimengerti oleh pendengar. Bentuk-bentuk berbicara didepan publik antara
lain: pidato, pembawa acara, diskusi, rapat, debat, atau wawancara yang pada
hakikatnya sama yaitu mengemukakan ide, gagasan, harapan, dan harapan didepan
publik. Tujuan pembicaraan dan orang-orang yang akan menjadi pendengar,
merupakan penentu materi yang akan disampaikan dengan cara bahasa yang
digunakan.
Oleh karena
itu pembicara harus mampu menggunakan bahasa untuk meyakinkan, mempengaruhi,
dan memberikan informasi pengertian kepada pendengar. Sebelum pembicara saat
memulai apa yang igin dibicarakannya tentunya pembicara harus melakukan
persiapan sebelum tnpil dimuka umum.
Setelah penulis melaporkan isi buku yang
penulis buat, dan penulis telah bandingkan dengan buku pembandingnya. Sehingga
penulis menerima saran dan masukan dari rekan-rekan yang membaca laporan yang
penulis buat. yang sifatnya membangun dan medukung untuk pembuatan laporan
bacaan selanjutnya, tentunya disini penulis hanyalah manusia biasa, yang
mempunyai batas kemampuan dalam berpikir sehingga laporan yang penulis buat
masih banyak kekurangan dan kesalahan.